Buscar

jangan karena uang anda akan cinta,tapi karena anda cinta akan menjadi uang

hasil penelitian"at laboratorium biologi'penyebab alergi seperti gatal-gatal dan asma pada manusia



Tungau merupakan salah satu hewan Avertebrata yang paling beraneka ragam dan sukses beradaptasi dengan berbagai keadaan lingkungan.Ukurannya kebanyakan sangat kecil sehingga kurang menarik perhatian hewan pemangsa besar dan mengakibatkan tungau ini mudah menyebar.Tungau memiliki beberapa cirri morfologi yang khas, tubuh tungau tidak punya segmen yang jelas walaupun tubuh terbagi menjadi beberapa bagian.
              Tungau debu rumah diketahui sedikit dan jarang diterangkan sebagai kelompok tungau yang bermakna bagi kesehatan manusia.Yang penting bagi tungau debu rumah adalah tungau di debu rumah yang menghasilkan reaksi alergi disaat terhirup, 4% dari populasi menunjukan alergi debu rumah.Tungau debu rumah dewasa rata-rata panjangnya 250-300 µm, dan jantan lebih kecil.Karena ukurannya kecil, tungau sering tidak terlihat di dalam rumah.Hal ini diyakini debu dekat tempat tidur dan alas merupakan habitat yang penting untuk tungau.
              Faktor utama yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan distribusi tungau adalah suhu dan kelembaban (suhu optimal 250-300C dan kelembaban relative 70%-80%), Beberapa spesies tungau dapat ditemukan pada debu rumah ini hanya dapat dilihat dengan mikroskop, dan bila masuk melalui pernafasan akan mengeluarkan zat yang bersifat antigenik dalam saluran pernafasan. Tungau ini dianggap sebagai pemicu asma pada manusia.
              Secara umum dikatakan ada dua jenis spesies tungau debu rumah yang dianggap sebagai pelaku utama dalam proses timbulnya asma, tungau debu rumah yakni dermatophagoides pteronyssinus, dan dermathopagoides farina, diantara kedua alergen tersebut antigen yang berasal dari dermatophagoides pteronyssinus yang lebih menonjol.
            Tungau ini termasuk ordo Acarina, mengalami metamorphosis tidak sempurna. Ditemukan pada debu rumah terutama di tempat tidur (sprei,kasur,bantal) karpet lantai dan juga ditemukan diluar rumah, misalnya pada sarang burung, permukaan kulit mamalia dan binatang lainnya. Makanannya adalah serpihan kulit manusia/binatang.Tungau debu ini merupakan penyebab asma yang paling banyak ditemukan.


 Pemeriksaan tungau debu rumah (TDR) dengan cara flotasi (pengembangan). Prinsip metode flotai adalah metode yang menggunakan (pengembangan) di dasarkan atas berat jenis lerutan lebih besar daripada berat jenis tungau sehingga tungau akan terapung dan mudah diamati dibawah mikroskop.
              Pemeriksaan tidak langsung dilakukan menurut metode voorhorst, prinsip metode voorhorst adalah metode pemeriksaan tidak langsung, didasarkan pada penyaringan dengan saringan yang berdiameter 2,4 mm dan 0,075 mm. metode ini untuk menambah validitas penelitian sehingga tungau pada waktu pemeriksaan langsung belum terangkat karena geraknya yang cepat dengan tehnik ini diharapakan dapat terangkat sehingga jumlah tungau yang ditemukan dapat lebih banyak.
              Perbedaan dari kedua metode tersebut adalah untuk metode flotasi menggunakan larutan alcohol 80% larutan NaCl jenuhdan larutan hoyers,metode ini lebih lama waktunya karena harus dibiarkan selama 24 jam.
              Sedangkan metode voorhorst menggunakan larutan asam laktat 90% dan menggunakan saringan yang berdiameter 2,4 mm dan 0,075 mmdan menggunakan pemanasan sampai mendidih sehingga tungau berada diatas permukaan sedangkan partikel debu sisanya akan mengendap dengan teknik ini diharapkan dapat terangkat sehingga jumlah tungau yang ditemukan dapat lebih banyak.
              Dari uraian kedua metode tersebut maka kemungkinan akan adanya perbedaan hasil pemeriksaan. Perbedaan hasil terutama dalam nilai kerapatan tungau hasil perhitungan. Sekalipun sebelumnya sudah pernah dilakukan penelitian di asrama mahasiswa dan hasilnya pun sangat mengagetkan bahwa diasrama mahasiswa yang notabennya memahami akan pentingnya hidup sehat dan bersih ternyata terdapat banyak tungau yang bisa mengakibatkan timbulnya penyakit-penyakit. Oleh karena itu peneliti memilih objek penelitian di  Pemukiman Masyarakat desa pasirlayung  yang sanitasiNya kurang bagus dan sebagian masyarakat ada yang terkena penyakit asma  karena dilihat dari kasat mata tentu habitat yang cocok untuk perkembangan tungau karena kelembapan yang tinggi, kurang sinar matahari dan jarangnya dibersihkan dengan alat vacuum cleaner. Oleh karena itu penulis mengambil objek penelitian di pemukiman masyarakat 
              Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka peneliti akan melakukan penelitian tentang perbandingan metode flotasi dan metode voorhorst pada pemeriksaan tungau dari debu rumah di Pemukiman Masyarakat desa pasirlayung.

0 komentar:

Post a Comment